2008/04/07

Warna

Warna...., merupakan salah satu cipataan Tuhan yang paling Indah, bayangkan saja jika dunia ini tidak dipenuhi oleh warna, atau coba bayangkan jika didunia ini hanya terdiri dari warna hitam dan putih, tentunya dunia ini akan membosankan dan sudah pasti banyak manusia yang akan tidak betah hidup di dunia ini, atau bahkan akan banyak manusia yang bunuh diri karena stres.

Namun warna, sebagaimana layaknya mahluk ciptaan Tuhan, dapat pula mengakibatkan bencana (namun kita sama-sama yakin bahwa Tuhan selalu menciptakan segala sesuatu yang bermanfaat, hanya saja manusia yang salah memanfaatkannya). Warna bisa menimbulkan perpecahan, pertengkaran bahkan pembunuhan.

Mengapa hal ini bisa terjadi, padahal sifat warna adalah keindahan, dia mewarnai semua benda yang ada di dunia ini tanpa pandang bulu dengan Ikhlas, patuh pada ketentuan Tuhan, bahkan jika warna pokok (Biru, Merah, dan Kuning) dicampurkan masing-masing akan menghasilkan beraneka warna yang indah.

Mengapa manusia tidak belajar dari sifat warna ini, mengapa mereka tidak ingat akan firman Tuhan, bahwa Tuhan menciptakan manusia berbangsa-bangsa, beraneka warna dan sifat untuk saling mengenal dan bersatu, bukan berseteru. Mengapa mereka tidak ingat bahwa manusia sesungguhnya dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang saling menasehati sesamanya untuk berbuat sabar dan berbuat baik.

Mengapa kita tidak mencoba untuk menanggalkan atribut-atribut pribadi, kepentingan-kepentingan pribadi, warna-warna kita, menurunkan emosi kita yang saat ini cenderung untuk cepat terpancing dengan hal-hal yang sepele. Janganlah kita mudah terpancing dengan isu-isu yang belum jelas asal-usulnya, ingatlah Jin dan Setan akan terus menggoda manusia dari segala arah dan selalu membuat hati manusia was-was terhadap segala sesuatu. Serahkanlah semua urusan pada Tuhan, karena pada-Nya lah kita akan kembali dan mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita.

1 komentar:

Primardiana HW mengatakan...

Pak Arif,

istilah warna sering saya gunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menenangkan kegalauan dan kecemasan di dalam diri sendiri dan untuk meredakan kecemasan teman-teman terhadap seorang kolega yang mempunyai warna sangat mencolok. Orang ini sangat pandai, rajin beribadah dan puasa DAud. Tentu saja dibalik warna indah yang dimilikinya ada warna yang suram. Dia tidak peduli pada tugasnya, pada undangan formal, pada semua hal di lingkungan kerja dan rumahnya jika itu tidak menguntungkan dirinya. Dia selalu mengatakan: Oh... itu tidak penting. Bahkan untuk silaturahmi pun dia anggap tidak penting. Dia hidup di alamnya, tanpa menghiraukan ada orang lain di sekelilingnya yang terganggu dengan sudut pandang "tidak penting". Teman-teman khawatir,tapi saya tekankan, kita semua ceria dan selalu bahu membahu melaksanakan tugas-tugas di kampus, hibah dan segala macam tugas bersama, dan dia adalah warna yang beda dengan mayoritas karena lebih suka mengerjakan tugas yang terkait dengan dirinya sendiri,bukan untuk lembaga atau umum. NAh... itu sekelumit cerita tentang warna yang sering saya gunakan. Warna yang dimiliki oleh orang lain, apakah gelap, suram atau terang, tetap menjadi dinamika hidup sehingga warna itu sendiri mewarnai hidup menjadi lebih indah.